Disutradarai Eden Dukung terus dibuat dengan Forka Films, Angkara Murka memberikan kombinasi lingkungan intimidasi, gosip lingkungan, lalu foto wanita kuat dalam bangsa marjinal. Lebih dulu launching di domestik,

Angkara Murka ingin menjalani world premiere di FEFF 2025, 1 buah festival film bergengsi di Udine, Italia, di 30 April 2025. Tidak cuma itu, film inilah patut diterima nominasi agar apresiasi White Mulberry Award for Best Karir Fitur.

Perolehan inipun untuk jadi tujuan pangkal nang mengiming-imingi guna safari film itulah pada pentas internasional. Angkara Murka menangkap kapasitas akbar supaya mencapai audience global lagi memperlebar eksposur film seram tanah air.

Angkara Murka kenal karir penyutradaraan film panjang Eden Dukung. Sineas muda itupun diketahui melalui beberapa film pendek ibarat Senang Famili, Bura, terus The Intrusion dimana suah mengelana buana ke banyak festival film internasional.

“Buat kita suah kurun waktunya demi Eden. Agar industrinya kalau-kalau itulah new talenta. Tesebaliknya prosesnya jangan instant, Itu produksinya mendalam, dibikin  mode nan mendetail,” spesifik Ifa masa pertemuan jurnalis di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (24/4/2025).

Forka Films sepanjang waktu inilah diingat untuk jadi kediaman produksi nan terus menerus membangun beberapa film berkapasitas, macam Siti, Yuni, The Seen and Unseen, sesampai-sampai seri Gadis Kretek. Tetapi Angkara Murka ialah project seram pertama dia orang.

“Angkara Murka yaitu tujuan jantan Forka Films ke ranah seram. Melalui film itulah, admin memadukan ancaman, sentimen, terus usul sosial dalam 1 pengetahuan sinematik nang beda. Ceritanya sekitar sama fakta, tesebaliknya bercakap dalam aksen film dimana sanggup dicicip siapa sahaja,” lafal Ifa.

Beberapa unsur amat antik daripada Angkara Murka yaitu penerapan tutur Cakap Jawa ala pol dalam diskusi filmnya. Raihaanun, dimana memainkan peran Ambar, sampai mengatakan kudu melatih diri mendalam supaya ucapannya kedengar wajar oleh memercayakan.

“Memang mekanisme reading, admin berulang kali omong skrip nan pernah kita pegang. Melainkan supaya mempermanenkan skrip biar lebih terampil, memastikan cirinya, lebih dulu take itu kita lagi acapkali bahkan ikut didengar macam manusia Jawa,” ujar Raihaanun.

Walaupun sejenis seram, Angkara Murka enggak terus pasal terror oleh makhluk goib. Film inipun bahkan mengadakan seram selaku medium biar memberikan kritikan hal desas-desus sosial macam eksplorasi alam terus ketidakadilan gender.

“Pembawaan Ambar inipun, yakni cuma satu personalitas wanita di film itulah. Sesudah bakal dipertunjukkan dengan jalan apa jagat laki laki dimana penjudi lukiskan terus pol ketidakadilan Itu digerakkan lagi dibantai dengan sebuah wanita,” ujar Ifa.