beritamillenial– Pada Rabu malam, 2 Juli 2025, kapal feri KMP Tunu Pratama Jaya, rute Banyuwangi–Bali, tenggelam sekitar pukul 23.00 WIB, hanya 30 menit setelah meninggalkan Pelabuhan Ketapang. Kapal ini membawa 65 orang (53 penumpang, 12 kru) serta 22 kendaraan.
Kronologi dan Data Korban KMP Tunu Pratama Jaya
- Tenggelam: Menurut BASARNAS Surabaya, kapal KMP Tunu Pratama Jaya diterjang cuaca buruk kuatnya gelombang menyebabkan kapal bocor dan hilang keseimbangan.
- Evakuasi: 31 orang berhasil diselamatkan, beberapa ditemukan tidak sadarkan diri oleh tim SAR yang dikerahkan lewat 13 kapal dan satu helikopter.
- Korban jiwa: Empat orang dilaporkan meninggal, sejumlah lainnya masih hilang dan belum ditemukan hingga update hari ini; pencarian terus dilakukan .
Upaya SAR dan Kendala Pencarian KMP Tunu Pratama Jaya
- Kepala BASARNAS Surabaya menjelaskan, tim beroperasi siang malam di area perairan Bali. Gelombang tinggi dan arus deras menjadi hambatan serius.
- Drone laut digunakan untuk pantau lokasi berlumpur, ditambah radar dan sonar untuk deteksi kapal KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam, serta komunikasi dengan nelayan.
Reaksi Pemerintah & Presiden
- Presiden Prabowo Subianto langsung memerintahkan tanggap darurat nasional dan pembaruan SOP keselamatan transportasi laut.
- Kemenhub mengevaluasi kelayakan kapal, rutin frekuensi kapal sejenis, sertifikasi kru, dan sistem peringatan cuaca laut.
Keterlibatan Publik & Media Sosial
- Unggahan viral memperlihatkan panik dan mempertanyakan sistem pemberitahuan cuaca serta kondisi kapal.
- Kritik muncul bahwa kapal tetap beroperasi meski peringatan BMKG tentang angin kencang dan gelombang tinggi sudah dikeluarkan.
Investigasi dan Tindakan Lanjutan
- Kemenhub segera memanggil operator kapal KMP Tunu Pratama Jaya dan mengusut penyebab, termasuk kemungkinan kesalahan navigasi atau overload.
- Fokus juga pada penguatan regulasi: sertifikasi kelayakan kapal, pelatihan kondisi darurat, dan standardisasi life jacket, rakit, serta rencana evakuasi.
Dampak terhadap Pelabuhan & Operator
- Protokol pelabuhan diperketat: pengecekan cuaca lebih ketat, persetujuan berlayar disesuaikan kondisi laut.
- Operator feri lokal diperintahkan pasang AIS aktif, radar laut presisi, dan sistem pelaporan cuaca terpadu.
Kakao Pembelajaran
Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya kembali menegaskan risiko bahaya pelayaran laut malam dan cuaca ekstrem. Pemerintah, operator, dan aparat SAR perlu kolaborasi lebih erat untuk mencegah kejadian serupa. Jika ditemukan kelalaian, pidana dan sanksi administratif bisa dijalankan terhadap operator.