Jeritan Ibu-Ibu Korban Penipuan Arisan di Bekasi: Udah Melapor Polisi, Akan tetapi Ditampik
Jakarta Penipuan Arisan Beberapa Ibu-ibu di Bekasi, Jawa Barat, jadi korban penipuan arisan dengan rugi menggapai beberapa ratus juta rupiah. Mereka sudah coba menyampaikan eksekutor berinisial A pada pihak kepolisian. Bukan diterima, laporan itu malahan tertolak.
Ke Parboaboa, satu diantaranya korban penipuan arisan, Marlina (36) mengucapkan, beberapa anggota arisan udah mengupayakan menjumpai eksekutor ke huniannya. Namun, tak ada niat baik dari pelaksana buat menjumpai beberapa korban.
Usaha itu lagi dikerjakan banyak korban sampai 1 tahun lama waktunya. Akan tetapi, hasilnya masih kosong. Pelaksana tak juga memperlihatkan diri ke hadapan banyak korban.
“Itu awalan berlangsungnya permasalahan di November 2021, kita udah kerjakan dengan kekerabatan hingga satu tahun lebih tetapi sang aktor kabur-kaburan dari tempat tinggalnya,” kata Marlina lewat WhatsApp ke Parboaboa, Jumat (20/01/2023).
Marlina menerangkan, tidak tersedianya niat baik dari aktor terpaksa sekali membuat dia bersama korban yang lain memberikan laporan tingkah laku aktor ke Kepolisian Divisi (Polsek) Cileungsi.
Namun, ujarnya, laporan itu tertolak karena tempat rumah eksekutor serta bukti transfer arisan tidak ada pada tempat kerja Polsek Cileungsi.
Faksi kepolisian lalu memberi saran beberapa korban buat selesaikan kejadian itu secara kekerabatan dengan dimediasi oleh satu diantaranya anggota Unit Pemanduan Orang (Binmas) di Kelurahan Pasir Angin, Cileungsi.
Marlina menjelaskan, pilihan yang disodorkan oleh Polsek Cileungsi itu bikin mereka ulangi hal sama. Buntutnya, tidak ada hasil.
“Laporan yang ke Polsek Cileungsi ditampik, ujarnya tidak kuasanya sebab bukti-bukti transfernya di Kabupaten Bekasi . Maka, ditolong sama Binmas buat berbicara sang aktor, namun pelaksana kabur-kaburan serta tidak ada hasil,” kata Marlina.
Waktu diverifikasi, satu diantara petugas Binmas Polsek Cileungsi, Anugerah menjelaskan dia telah mengikuti banyak korban buat menjumpai sang eksekutor. Akan tetapi, tidak ada hasil.
“Tempo hari itu sempat sebelumnya saya dampingi ke aktornya, Cuma nggak bertemu saya tungguin dari pagi sampai sore nggak berjumpa ,” kata Karunia lewat pesan WhatsApp ke Parboaboa, Jumat (20/01/2023).
Oleh karenanya, kata Karunia, banyak korban harus bikin laporan kembali ke Polsek Setu karena lebih satu sebagai korban penipuan.
Penipuan Arisan “Tempo hari itu saya targetkan ke Polsek, untuk membuat laporan sebab korbannya tidak sekedar satu,” kata Anugerah.
Untuk dipahami, arisan yang dikendalikan oleh A beranggotakan 31 orang yang terdiri dalam ibu-ibu dengan beragam background tugas.
Arisan diawali pada 17 Februari 2020. Perorang dapat terima arisan sejumlah Rp15 juta dengan bunga yang ditetapkan oleh A.
Di November 2021, Penipuan Arisan ditagih seperti umumnya. Tetapi, ketika akan dilunasi, aktor justru mencicil sampai selanjutnya menunggak pembayaran. Perihal yang sama dijalankan pada anggota arisan yang seterusnya menarik.
Banyak korban pada akhirnya berasa berprasangka buruk dan minta ketetapan, tapi sang A kabur waktu diminta info.
Oleh karena itu, korban yang namanya Marlina, Tiromla, Nadia, serta Hansblik memberitahukan A atas perbuatan penipuan.
Mengenai jumlah rugi beberapa korban beragam, dimulai dari Rp10 juta sampai Rp70 juta.
Marlina mengaku, dia mengikut arisan itu sebab ingin menabung buat modal upaya.
“Saya turut Penipuan Arisan itu gagasannya ingin jadi simpanan buat membuka upaya, eh malahan ditipu,” kata Marlina.
Sementara itu satu diantaranya korban yang lain, Tiromla pula menuturkan argumen yang serupa.
“Ini saya rela-relain turut buat bertambah modal berjualan saya, saya hanya pedagang kue skala kecil, sewaktu ia tagih lancar sekali, tetapi kita-kita justru ditipu berikut ini. Angan-angannya uangnya dibalikkan kalaupun tak ingin diadukan ke polisi,” kata Tiromla lewat pesan yang serupa.
Tiromla menuturkan, bila kerjakan kekeliruan seharusnya bisa dipertanggungjawabkan. Saya cuman meminta hak saya.
“Berani melakukan perbuatan salah, yah berani memikul tanggung jawab donk, harus tahu malu. saya dan yang lain mengharap hak kami. Hanya itu, maka janganlah kabur-kaburan gak terang,” terang Tiromla
Oleh sebab itu, kata Marlina, dia bersama korban yang lain kembali bikin laporan ke Polsek Setu. Akan tetapi, laporan itu tertolak.
“Saya sama ibu-ibu sudah buat laporan ke Polsek Setu, tetapi tertolak sama polisinya. Diperintah membikin somasi dahulu, mohon tanda-tangan sama sang eksekutor kalau somasinya diterima sama eksekutor,” kata Marlina
Sampai sekarang ini, kata Marlina, dia serta korban yang lain mengharapkan terhadap Polsek Setu buat menolong persoalan mereka.
“Sang pelaksana kan sulit dihadapi, jadi keinginannya ke Polsek Setu tolong ditolong pemecahannya. Bagaimana kita pengen meminta tanda-tangan ia? Orangnya saja kabur-kaburan mbak, ini saya benci sekali bila ia berkeliaran di luar sana, uang kita dikonsumsi sampai beberapa puluh juta loh,” tutup Marlina.