Dampak Stres yang Tak Segera Ditangani Stres adalah kondisi fisik dan mental seseorang ketika berada di bawah tekanan. Penyebabnya cukup banyak, mulai dari lingkungan negatif, penyakit, kondisi ekonomi, pekerjaan, pendidikan, beban hidup, dan persoalan lainnya. Secara umum kondisi stres bisa berbeda pada masing-masing orang karena kemampuan kita dalam menghadapi tekanan juga tidak sama.
Namun, satu hal yang pasti, stres harus diatasi dengan cara yang tepat. Solusi dan jalan keluar dari tekanan bisa saja berbeda. Namun, tujuan dari mengatasi stres tersebut tetaplah sama, yakni memiliki kualitas hidup yang lebih baik. So, apa saja dampak dari stres berkepanjangan yang tidak segera diatasi? Yuk, simak artikelnya!
1. Kehilangan perasaan bahagia
Dampak Stres yang Tak Segera Ditangani Kebahagiaan memang bersifat relatif bagi masing-masing orang. Namun, kita tentu sepakat bahwa stres berkepanjangan bisa menghilangkan perasaan bahagia. Memikirkan dan merasakan berbagai hal yang membuat stres secara terus menerus akan berdampak pada berkurangnya perasaan senang, bahagia, dan dihargai.
Solusinya adalah menemukan masalah yang menjadi penyebab stres. Jika dirasa tak sanggup, seseorang bisa meminta bantuan pada lingkungan terdekat atau pihak profesional.
Selain itu ada teknik sederhana yang bisa mengurangi stres, yakni mindfulness, seperti dilansir Chester County Hospital. Teknik ini berkaitan dengan pengolahan pikiran, emosi, perasaan, dan napas, yang dapat mereduksi stres secara efektif.
2. Turunnya sistem kekebalan tubuh
Dampak Stres yang Tak Segera Ditangani Berdasarkan studi yang dicatat dalam laman Universtity of Maryland Medical System pada tahun 2020, didapatkan bukti bahwa stres dapat mengurangi produksi limfosit dalam tubuh manusia. Nah, limfosit merupakan senyawa sel darah putih yang memiliki tugas penting bagi tubuh. Sel ini diproduksi oleh sumsum tulang untuk membantu tubuh melawan serangan virus atau bakteri dari luar tubuh.
Ketika tubuh tengah terinfeksi sesuatu, biasanya kadar limfosit menjadi tinggi sebagai respons perlindungan diri. Salah satu faktor yang menghambat produksinya adalah stres berkepanjangan. Menurut para ahli, hal ini berkaitan langsung dengan jumlah hormon kortisol yang lebih tinggi ketika manusia mengalami stres. Tingginya jumlah kortisol inilah yang bisa menekan produksi limfosit dalam tubuh.
3. Emosi menjadi tidak stabil
Dampak Stres yang Tak Segera Ditangani Stres akan membentuk emosi seseorang menjadi tidak stabil. Orang yang mengalaminya bisa menangis, marah, cemas, dan ketakutan secara mendadak. Nah, ketidakstabilan emosi ini terbentuk akibat stres yang sudah lama menumpuk dan tidak diatasi secepatnya. Bahkan, tak menutup kemungkinan seseorang tidak mampu berpikir jernih dan dapat memengaruhi cara mereka dalam mengambil keputusan.
Akan tetapi, stres bukanlah satu-satunya penyebab ketidakstabilan emosi yang dialami oleh seseorang. Umumnya, penyebab lain yang bisa membuat emosi tidak stabil adalah bipolar, hormon, dampak dari obat-obatan tertentu, genetik, dan faktor lainnya. So, temukan sumber stres dan atasi secepat mungkin agar emosimu tetap terjaga.
4. Penyakit fisik
Dampak Stres yang Tak Segera Ditangani Meski tak terlihat dan sulit diprediksi, stres bisa menimbulkan penyakit fisik yang bahkan sebelumnya tidak pernah dialami oleh seseorang. Hal ini merupakan respons tubuh terhadap pikiran yang selalu negatif dan dipenuhi dengan tekanan. Mayo Clinic dalam lamannya menyatakan bahwa stres bisa memunculkan diabetes, obesitas, penyakit jantung, hipertensi, sakit kepala, dan sakit lambung.
Dalam takaran yang cukup, stres sebetulnya bagus untuk fisik dan mental kita. Namun, ketika sudah lama dan berlebihan, stres akan memunculkan dampak negatif dan salah satunya adalah penyakit fisik. Bahkan, orang-orang dengan penyakit diabetes, hipertensi, lambung, dan jantung, tidak boleh mengalami stres berlebihan karena itu akan memperparah kondisi mereka.
5. Depresi kronis
Dampak Stres yang Tak Segera Ditangani Depresi kronis jangka panjang atau distimia bisa terjadi akibat tekanan atau stres yang tidak mampu dihadapi oleh seseorang. Berdasarkan laporan dari jurnal yang dirilis oleh Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences pada 2015 mengungkap bahwa stres memiliki hubungan kuat dengan depresi.
Pada tahap awal, stres mungkin tidak dirasakan sebagai beban dalam alam pikiran manusia. Namun, ketika tekanan terus terjadi dan dialami oleh seseorang, level respons tubuh akan berbeda. Dalam tahap ini bukan lagi stres biasa, melainkan sudah memasuki kondisi depresi. Ketika masih dibiarkan berlarut-larut, itu akan menjadi kondisi baru, yakni distimia alias depresi kronis jangka panjang.
Orang yang menderita distimia akan merasa selalu tak bersemangat, tidak mampu beraktivitas, sedih, rendah diri, putus asa, dan ingin menyakiti diri sendiri. Kondisi ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun dan butuh penanganan medis yang tepat. Jadi, ketika kamu merasakan hal ini, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli psikologi untuk mendapat langkah-langkah medis yang benar.
Kamu sudah mengetahui dampak negatif dari stres berkepanjangan. Untuk menghindarinya, kamu harus mengelola stres dengan bijak. Satu lagi, jalani pola hidup sehat dan miliki pola pikir yang selalu positif, oke!