7 Manfaat Tidak Mencukur Rambut Kemaluan, Faktanya Mengejutkan!
Manfaat Tidak Mencukur Rambut Kemaluan Selama bertahun-tahun, gaya rambut kemaluan yang paling banyak diadaptasi adalah dipangkas habis atau dicabut sampai akar-akarnya. Namun, belakangan ini banyak orang meninggalkan kebiasaan tersebut dan membiarkan rambut kemaluan tumbuh secara alami.
Mempertahankan rambut kemaluan secara alami tampakanya telah menjadi gaya tersendiri, dan mungkin salah satu alasannya adalah karena makin banyak orang yang menyadari manfaat kesehatannya yang tak terduga.
Penasaran apa saja manfaat dari tidak mencukur rambut kemaluan dari perspektif medis? Simak terus artikel ini sampai tuntas, ya!
1. Manfaat tidak mencukur rambut kemaluan menurut pakar
Manfaat Tidak Mencukur Rambut Kemaluan Mencukur habis rambut kemaluan bisa mendatangkan efek samping pada kulit, dan bahkan dalam kasus khusus itu bisa memengaruhi kehidupan seksual. Hal ini disampakan oleh dokter kandungan Maureen Whelihan kepada Health.
Kaitan antara pengaruh mencukur rambut kemaluan terhadap penyakit seksual diteliti sebuah studi dalam jurnal Sexually Transmitted Infections tahun 2017. Riset itu mengumpulkan data riwayat IMS dan rutinitas perawatan rambut kemaluan dari 7.580 penduduk Amerika Serikat (AS) yang berusia 18–65 tahun.
Penelitian berjudul “Correlation Between Pubic Hair Grooming and STIs: Results From A Nationally Representative Probability Sample” tersebut menyimpulkan bahwa mencukur rambut kemaluan berhubungan positif dengan peningkatan penularan herpes dan HPV.
Secara tidak langsung, ini menginformasikan bahwa salah satu cara mencegah IMS adalah dengan membuarkan rambut kemaluan tumbuh alami. Karena rambut di area genital bisa memberikan perlindungan, kamu cukup merawat dan merapikannya, tetapi tidak perlu dicukur habis.
Selain manfaat tersebut, masih ada keuntungan lain dari membiarkan rambut kemaluan tumbuh natural yang mungkin bisa memberimu sudut pandang lain. Apa itu?
2. Rambut kemaluan bisa meningkatkan kepercayaan diri laki-laki
Manfaat Tidak Mencukur Rambut Kemaluan Ada sebagian orang yang memutuskan untuk mencukur habis rambut kemaluannya karena alasan kenyamanan, yang berpengaruh pada kepercayaan diri di depan pasangan.
Namun, untuk alasan yang sama, ternyata ada juga orang yang memutuskan untuk mempertahankan rambut genital apa adanya. Hal ini diungkap dalam penelitian bertajuk “To Shave or Not to Shave”: Pubic Hair Removal and Its Association with Relational and Sexual Satisfaction in Women and Men.
Studi yang diterbitkan dalam The Journal of Sexual Medicine tahun 2019 itu bertujuan untuk mencari tahu alasan mengapa perempuan dan laki-laki memutuskan mencukur atau tidak mencukur rambut kemaluan mereka, dengan mempelajari hubungan antara praktik menghilangkan rambut kemaluan dan perilaku seksual.
Dari data 2.687 laki-laki di Belgia, sebanyak 21 persen melaporkan tidak pernah melakukan perawatan pada rambut kemaluan. Sementara itu, dua alasan teratas tidak mencukur adalah karena pasangan mereka menyukai demikian (51,6 persen), serta menghindari efek samping seperti kulit kemerahan, gatal, atau bentol.
Penelitian itu juga menemukan bahwa pria yang merasakan kepuasan dalam hubungan dan seksual dipengaruhi oleh bagaimana kecocokan antara praktik penghilangan rambut kemaluan pasangan dengan ekspektasi mereka. Sementara bagi perempuan, kepuasan dalam hubungan dan pengalaman seks berkaitan dengan apakah mereka memenuhi harapan pasangannya. Mayoritas perempuan menyatakan bahwa perawatan pembersihan rambut kemaluan digunakan sebagai cara untuk meningkatkan feminitas.
Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa bagi sejumlah pria, tidak mencukur rambut kemaluan bisa mendatangkan kepercayaan diri yang lebih baik. Pilihan untuk mencukur atau mempertahankan rambut kemaluan dapat berdampak pada kepuasan hubungan dan kepuasan seksual bagi pasangan.
3.Terhindar dari rasa sakit akibat tumbuhnya rambut kemaluan ke dalam kulit
Manfaat Tidak Mencukur Rambut Kemaluan Salah satu efek samping yang sering diakibatkan oleh pemangkasan rambut kemaluan adalah tumbuhnya rambut baru ke arah yang tidak seharusnya.
Hal ini dibuktikan dalam studi yang diterbitkan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology tahun 2014. Temuan itu melaporkan bahwa 60 persen perempuan yang menghilangkan rambut kemaluan mengalami komplikasi. Komplikasi yang paling umum dari pembersihan rambut kemaluan adalah lecet (40 persen) dan rambut yang tumbuh ke dalam atau ingrown hair (35 persen).
Alih-alih tumbuh ke luar, rambut kemaluan justru tumbuh melengkung ke belakang dan masuk kembali ke dalam kulit. Ini menjebak rambut di bawah permukaan kulit sehingga menyebabkan peradangan dan benjolan merah.
Faktanya, daerah kemaluan termasuk area yang paling sering mengalami iritasi. Meski biasanya tidak menyebabkan masalah medis, rambut yang tumbuh ke dalam bisa terasa tidak nyaman dan menyakitkan.
Untungnya, cara termudah menghindari dampak negatif tersebut adalah dengan menghentikan aktivitas menghilangkan rambut kemaluan, baik dengan mencukur ataupun waxing. Dengan melakukan perawatan seperlunya dan membiarkan rambut kemaluan tumbuh natural, kamu bisa terbebas dari risiko perumbuhan rambut abnormal.
4. Rambut kemaluan bisa menjadi daya tarik seksual
Manfaat Tidak Mencukur Rambut Kemaluan Style rambut kemaluan telah menciptakan tren tersendiri sebagaimana rambut di kepala. Preferensi gaya rambut kemaluan ini berbeda untuk kategori gender, menurut studi dalam The Journal of Sexual Medicine tahun 2015.
Dari penelitian itu, dilaporkan bahwa perempuan cenderung memilih gaya bebas tanpa rambut atau menghilangkan sebagian rambut. Sementara itu, pria menyatakan melakukan pemangkasan rambut kemaluan tidak seluruhnya, tidak melakukan pencabutan, atau tidak ada pemangkasan sama sekali.
Meski mayoritas laki-laki lebih menyukai rambut kemaluan pasangan yang dihilangkan, dan kebanyakan perempuan cenderung memilih pasangan yang memangkas sebagian rambut kemaluan namun tidak menghilangkannya, kedua gender menyatakan rentang preferensi yang bervariasi.
Studi yang dilakukan terhadap 1.110 mahasiswa dan mahasiswi di AS ini mengungkap bahwa 1 dari 5 mahasiswa menyatakan lebih tertarik pada perempuan yang memiliki rambut kemaluan.
Walaupun motivasi menghilangkan rambut kemaluan biasanya untuk terlihat lebih menarik, tetapi secara konvesional itu bisa bertentangan dengan efek biologis. Dilansir Romper, mencukur rambut kemaluan bisa menghilangkan feromon yang berperan dalam menarik minat lawan jenis.
Foremon diartikan sebagai “aroma spesial” yang berasal dari zat kimia tubuh dan terjebak oleh rambut kemaluan. Jadi, menjaga rambut itu mungkin bisa berkontribusi dalam menambah daya tarik seksual.
5. Sembuh dari kulit lecet akibat gatal-gatal
Manfaat Tidak Mencukur Rambut Kemaluan Gatal-gatal adalah efek samping paling umum dari mencukur rambut kemaluan. Jika digaruk, apalagi terus-menerus, maka bisa menyebabkan lecet yang terasa perih. Bahkan, perangkat perawatan rambut itu sendiri juga berpotensi membawa konsekuensi negatif. Misalnya, penggunaan pisau cukur yang menyebabkan luka bakar atau krim cukur yang menimbulkan reaksi alergi.
Faktanya, rasa gatal ini dilaporkan oleh 80 persen orang yang melakukan perawatan menghilangkan rambut kemaluan. Merujuk hasil riset tahun 2015 bertajuk “Pubic Hair Preferences, Reasons for Removal, and Associated Genital Symptoms: Comparisons Between Men and Women“, perempuan lebih sering mengalami gatal di area genital dibanding pria.
Masalah yang lebih serius ditunjukkan dalam kajian ilmiah yang diterbitkan dalam Journal of Cosmetic Dermatology tahun 2016. Hasil riset melaporkan bahwa pencabutan rambut kemaluan dapat menyebabkan cedera kulit, termasuk cedera serius yang memerlukan intervensi medis darurat.
Nah, kalau kamu tidak mencukur rambut kemaluan, hal-hal di atas tidak mungkin lagi terjadi sehingga daerah intim aman dan bisa sembuh jika sebelumnya terluka akibat pencukuran.
6. Terhindar dari berbagai risiko infeksi vagina
Manfaat Tidak Mencukur Rambut Kemaluan Fungsi utama rambut kemaluan salah satunya adalah melindungi jaringan internal alat kelamin yang halus dari paparan bakteri dan kotoran. Terutama bagi organ vital perempuan, rambut kemaluan menutupi kulit luar yang sensitif dan bisa teriritasi akibat bergesekan dengan celana dalam.
Nah, rambut kemaluan menahan gesekan sekaligus memproteksi jaringan di dalam vagina. Untuk orang yang labia dalamnya sedikit lebih terbuka, rambut kemaluan dianggap sebagai garis pertahanan pertama dalam melawan penyerang yang dapat menyebabkan iritasi dan infeksi.
Praktik mencukur sendiri tidak rekomendasikan oleh sebagian OB-GYN karena berisiko tinggi mengoyak jaringan penting di organ intim perempuan. Ada berbagai studi yang menunjukkan bahwa mencukur rambut kelamin bukanlah suatu keharusan.
Misalnya, penelitian dalam jurnal Infectious Diseases in Obstetrics and Gynecology tahun 2017 menemukan bahwa mencukur rambut kemaluan dikaitkan dengan peradangan genital, terutama saat menggunakan pisau cukur.
Para peneliti juga menyimpulkan bahwa mencukur sebagian atau seluruh rambut kemaluan dapat meningkatkan risiko displasia (perubahan kulit prakanker). Dampak yang cukup serius itu sepadan dengan keberadaan rambut kemaluan yang memang bukan tanpa alasan.
Menghilangkan rambut kemaluan pada dasarnya tidak memberi manfaat kesehatan. Bahkan untuk alasan kebersihan, mencukur rambut genital dinilai tidak tepat.
Karena bertentangan dengan kepercayaan yang beredar, memiliki rambut kemaluan adalah sesuatu yang normal dan sehat. Mispersepsi bahwa rambut kemaluan itu sarang bakteri kemungkinan berasal dari bau yang ditimbulkan dari campuran bakteri dengan minyak dan keringat.
Padahal, selama kita rutin mandi dan membersihkan area genital dengan benar, maka area intim akan memiliki tingkat kebersihan yang baik. Namun, saat kebersihan tubuh terabaikan, mencukur maupun waxing mungkin tidak akan membantu!
7. Hemat waktu dan biaya
Manfaat Tidak Mencukur Rambut Kemaluan Dua kelemahan utama dari mencukur rambut kemaluan dalam jangka panjang adalah betapa itu memakan waktu dan biaya. Setidaknya dibutuhkan 10–20 menit untuk mencukur secara mandiri, dan belum lagi kamu harus mencukur setidaknya sekali seminggu agar tetap rapi.
Selain waktu bercukur, banyak orang juga menghabiskan waktu untuk membeli produk dan kemudian harus berurusan dengan kerumitan menangani komplikasi. Pertimbangan waktu dan ketidakpraktisan ini menjadi alasan dari 25 persen perempuan yang berhenti mencukur rambut kemaluan mereka, merujuk laporan dalam American Journal of Obstetrics and Gynaecology tahun 2014.
Anggaran yang harus disiapkan untuk memfasilitasi perawatan rambut kemaluan rutin juga tidak murah. Bahkan, bisa lebih mahal untuk perawatan dengan profesional, misalnya terapi laser.
Dengan menerima fakta bahwa rambut kemaluan adalah bagian tubuh yang seharusnya ada untuk tujuan tertentu, dan menjaga kebersihan dengan cara yang tidak berlebihan, kamu sudah menyimpan waktu dan uangmu yang berharga.
Namun, jika mencukur rambut kemaluan sepadan dengan waktu dan uang yang kamu miliki, ada baiknya memikirkan alasan medis mengapa itu tidak harus dihilangkan.
Pada akhirnya menghilangkan rambut area privat adalah keputusan pribadi, dan ada cara melakukannya dengan aman jika itu yang kamu inginkan. Namun, jika alasan kamu mencukur rambut kemaluan hanya karena tekanan psikologis untuk alasan estetika, sebaiknya pikirkan kembali.
Dengan mengetahui manfaat dari membiarkan rambut kemaluan tumbuh alami, mungkin kamu bisa merasa lebih nyaman dan berhenti bercukur.