Trend yang Dapat Memimpin Industri Luar Angkasa 2023
Jakarta Industri luar angkasa saat ini lebih seksi. Beberapa hal sebagai rasa ingin tahu banyak ilmuwan atau warga biasa perihal kehidupan mistis di luar angkasa. Oleh karena itu, lantaran rasa ingin tahunya, industri ruang tech juga ikut berkembang.
Disampaikan analyticsindiamag, Selasa (17/1), semenjak visi luar angkasa pertama pada 1961, technologi baru udah memungkinkannya banyak periset buat menyelami lebih dalam luar angkasa BERITA MILLENIAL !
Di tahun 2022, ada bervariasi technologi yang memungkinkannya untuk dipakai pada divisi ruang tech seperti pemanfaatan AI dalam visi luar angkasa, tehnologi untuk menyingkirkan sejumlah puing luar angkasa, penambahan jumlah perusahaan rintisan, kenaikan observatorium, serta daya penangkap gambar, dan usaha buat kelanjutan.
Tersebut merupakan trend yang hendak mengontrol industri spacetech di 2023:
Kenaikan Pemakaian AI
Pelacak dan robot yang diantarkan ke luar angkasa udah miliki beberapa kepandaian bikinan untuk bermanuver dan Artificial Intelligence (AI) telah dipakai di industri luar angkasa untuk menganalisa data serta bikin ketentuan. Mode ini peluang dapat bersambung pada tahun 2023.
Diluar itu, AI bisa dipakai buat memaksimalkan trek roket atau untuk mempelajari data dari uji-coba ilmiah di atas satelit. Trend pemakaian AI dalam visi luar angkasa mulai sewaktu Google bekerjasama dengan NASA’s Frontier Development Lab di tahun 2020 untuk menaikkan gambar mempunyai resolusi rendah.
Biarpun cuma satu mode pemakaian AI buat technologi luar angkasa yakni pemakaian evaluasi mesin untuk menelaah beberapa data yang diterima dari satelit, rencana pemakaiannya dalam visi masihlah dalam sesi awalnya.
Lantas, di April 2022, Palantir serta Satellogic luncurkan salah satunya visi pertama untuk bangun satelit berdaya Edge-AI dengan berelasi dengan SpaceX untuk visi Transporter 4 punyanya. Ini memungkinkannya NewSat Satellogic memakai tehnologi AI Edge Palantir untuk mengerjakan data gambar di orbit, kurangi latency untuk inferensi yang bisa semakin cepat serta pengoptimalan bandwidth.
Menyingkirkan Puing Orbit
Dengan adanya banyak visi luar angkasa dan satelit yang dikeluarkan secara teratur, jadi banyak puing yang tak kembali alias berantakan maka dari itu jadi sampah di ruangan angkasa. Awal kalinya pada Maret, NASA memberitahukan sejumlah keseluruhan 25.182 object luar angkasa, termaksud pesawat area angkasa serta tubuh roket sisa yang mengotori.
NASA sudah mengatasi soal kebersinambungan area angkasa lama dan ISRO India tidak juga ketinggal. NASA membuat Active Debris Removal Vehicle (ADRV) untuk bersihkan tempat angkasa dan memodali project buat hal sama. ISRO luncurkan serta memodali project untuk hilangkan beberapa puing dari orbit rendah bumi (LEO).
Komersilisasi Perusahaan Luar Angkasa dan Swasta
Karena cost penyeluncuran roket dan satelit semakin menurun, kemungkinan kita dapat memandang makin banyak perusahaan swasta masuk industri luar angkasa. Mode ini telah berjalan dengan normal, dengan perusahaan seperti SpaceX, Blue Origin, serta Virgin Galactic bikin cara berarti dalam peningkatan roket yang bisa dipakai kembali serta tamasya luar angkasa.
Pengenalan satelit baru yang tambah murah buat dikeluarkan serta bisa dipakai buat beragam terapan, termaksud komunikasi (seperti Starlink), riset bumi, serta analisis ilmiah, selanjutnya dapat menyiapkan ruangan untuk seluruhnya orang.
Industri Observasi Geospasial dan Rumor Terus-terusan
Dengan ramainya dialog perihal peralihan cuaca, kenaikan tehnologi tempat angkasa udah mencuri perhatian yang berarti pada beberapa cara yang bisa menolong kebersinambungan di Bumi.
Kelestarian tempat tak disangsikan kembali sebagai salah satunya aspeknya, akan tetapi bersamaan dengan bertambahnya permohonan dapat energi terbarukan, kita dapat lihat kemajuan pembangkit listrik tenaga surya berbasiskan tempat angkasa, yang punya potensi menyiapkan persediaan energi bersih yang meluap di bumi.
Biarpun, pada November, Martin Soltau dari Ruang Energy Initiative (SEI) menjelaskan jika memperoleh energi matahari di luar angkasa terlihat seperti gagasan yang mengada-ada. Tapi, di 2 Januari 2023, Caltech Ruang Solar Proyek (SSPP) umumkan jika mereka dapat mengeluarkan visi mereka untuk memetik tenaga surya di luar angkasa dan memancarkannya kembali lagi ke bumi.
Laboratorium Riset Angkatan Udara (AFRL) AS tengah melakukan project technologi penting yang dibutuhkan buat meningkatkan mekanisme seperti itu dalam project yang disebutkan Ruang Solar Power Incremental Demo serta Analisis (SSPIDR).
Industri Observatorium Besar
Waktu Teleskop Luar Angkasa James Webb dikeluarkan di Desember 2021, itu yakni hari yang paling dinantikan oleh semua astronom. Saat ini, Teleskop Antariksa Romawi Nancy Grace yang paling ditunggukan, suatu teleskop infra merah jarak dekat bagian lebar, tidak ditambahkan dengan lingkup ultraviolet dari Teleskop Luar Angkasa Hubble yang jalan sepanjang tiga dasawarsa.
Di tahun 2023, NASA merencanakan mengeluarkan TOLIMAN, sebuah observatorium luar angkasa di LEO untuk memonitor lingkungan astronomi. CNSA China luncurkan satu kembali di LEO yang disebutkan Xuntian dengan area pandang 300 kali semakin besar dari Teleskop Luar Angkasa Hubble. Serta daftar observatorium mendatang terus berjalan.
Semuanya faktor yang dikatakan seperti pemanfaatan AI, visi luar angkasa, serta pembuangan sejumlah puing orbit begitu tergantung pada peningkatan observatorium di Bumi dan trend terbaru secara jelas memberikan kalau usaha penting lagi dikerjakan.