4 Derita Besar Jack Ma Usai Sulut Kemarahan Xi Jinpin
BERITAMILENIAL – Jack Ma harus menerima akibatnya setelah mengkritik sistem keuangan pemerintah China di akhir tahun 2020. Kabarnya di bawah perintah langsung Presiden Xi Jinping, berbagai sanksi diberlakukan pada sang pendiri Alibaba dan perusahaannya.
Kritik tersebut dinilai terlalu provokatif, antara lain menyebut regulator menghambat pertumbuhan bisnis. Ada juga yang berpendapat Jack Ma terlalu populer. “Xi Jinping mendominasi headline tentang sukses China, nama dan wajahnya tapi tergantikan di tahun-tahun belakangan oleh pentolan teknologi, terutama Jack Ma,” sebut Daily Mail.
Kepemimpinan Presiden Xi Jinping telah memperketat kontrol pada raksasa teknologi dan orang kaya atas nama ‘kemakmuran bersama’ dan mengatasi kesenjangan. Sebagai pengusaha teknologi yang kaya, Ma kehilangan tempatnya di China. Berikut rangkuman penderitaan Jack Ma dihimpun dari berbagai sumber:
Kekayaan Jack Ma melorot drastis
Harta pendiri Alibaba itu terus anjlok. Salah satu penyebab utamanya, valuasi Ant Group menurun, perusahaan fintech yang ia dirikan tapi tidak lagi dikendalikannya. Jack Ma punya 9,9 persen saham di Ant. Saham Alibaba juga belakangan kurang baik performanya.
Jack Ma dulu sering menjadi orang terkaya di China dan bahkan di seluruh Asia, biasanya bersaing dengan konglomerat Tencent, Ma Huateng atau Pony Ma. Namun sekarang hartanya tinggal USD 29,5 miliar.
Meski tentu Jack Ma masih kaya raya, angka itu jauh sekali dari masa puncak pada 2020 senilai USD 61,2 miliar alias turun lebih dari separuh.
Tak pernah muncul di publik
Tak dapat dipungkiri Jack Ma merupakan ikon industri teknologi China dan paling dikenal. Dulu, bisa dibilang dia banci tampil, sering memberi nasihat dan menceritakan pengalaman hidupnya, misalnya di acara seminar. Namun sejak kasus kritiknya ke pemerintah China itu, dia tak pernah lagi berbicara terbuka di hadapan umum.
Bahkan sempat ada spekulasi dulu bahwa Ma telah ditahan. Namun kemudian, ia terpantau berkeliling luar negeri dari Spanyol sampai Jepang, terutama kabarnya untuk mempelajari teknologi pertanian. Selain edukasi, Jack Ma belakangan juga ingin membantu sektor pertanian.
Pada Maret kemarin, Ma akhirnya kembali ke China. ‘Jack Ma comeback’ pun trending di media sosial China, Weibo. Banyak yang penasaran apakah Ma akan kembali seperti dulu dan kemungkinan, pemerintah China sudah melunak. Kedatangannya pun membuat saham Alibaba melonjak.
Akan tetapi Jack Ma kembali bukan sebagai pengusaha teknologi flamboyan seperti dulu melainkan sebagai guru, profesi yang dulu ditekuninya sebelum mendirikan Alibaba.
Perusahaan kena denda besar
Perusahaan yang dibesarkan Ma juga kena getahnya. Alibaba kena denda USD 2,8 miliar karena dinilai melanggar aturan antimonopoli. Belum lama ini, giliran Ant juga didenda hampir USD 1 miliar.
Jack Ma sudah pensiun dari posisi chairman di Alibaba pada 2019 dan menyerahkan kendali Ant Group pada Januari silam. Kapitalisasi pasar Alibaba dan Ant telah terpangkas sekitar USD 877 miliar.
Namun, kabar baiknya, pemerintah China tampaknya sudah tidak lagi terlalu keras terhadap Pendiri Alibaba dan perusahaannya. Jack Ma sudah kembali ke China, sedangkan denda ke Ant Group dipandang sebagai akhir dari tekanan pemerintah China.
“Saat ini, sebagian besar masalah yang menonjol dalam bisnis keuangan perusahaan platform telah diperbaiki. Fokus regulator keuangan telah bergeser memperbaiki bisnis fintech platform teknologi menjadi pengawasan bisnis seperti biasa,” sebut bank sentral China, mengindikasikan tekanan pada perusahaan Ma sudah selesai.
Didepak dari perusahaannya sendiri
Jack Ma telah didepak oleh perusahaan yang dibesarkannya, Ant Group. Ant Group didirikan Ma pada tahun 2014, sebagai pendamping raksasa toko online Alibaba.
Ant Group awalnya akan melantai di bursa saham pada akhir tahun 2020, tapi dibatalkan secara mendadak oleh pemerintah China usai Ma mengkritik sistem keuangan negaranya.
Di Januari 2023, Ant Group menyebut Ma tidak akan lagi mengendalikan perusahaan dan akan menyerahkan semua hak votingnya. Kini setahun kemudian, juru bicara Ant Group menyebut proses itu sudah selesai.
Restrukturisasi tersebut menyebabkan hak suara Ma menyusut menjadi hanya 6,21% dari 53,46%. Langkah ini dipandang membuka jalan bagi Ant untuk melanjutkan kembali IPO yang sempat terhenti pada tahun 2020 menyusul pidato kontroversial yang disampaikan oleh Ma.