7 Tragedi Kecelakaan Kereta Api Paling Parah di Indonesia
Beritamilenial – Kabar duka kembali menyelimuti perkeretaapian Indonesia. Telah terjadi kecelakaan Kereta Api Turangga dengan Commuterline Bandung Raya di lintas Cicalengka-Haurpugur, Bandung, sekitar pukul 06.03 WIB. Hingga saat ini insiden tersebut menyebabkan 4 orang meninggal.
Kecelakaan ini bermula saat KA Turangga berangkat dari Stasiun Surabaya Gubeng menuju Bandung. Di sisi lain KA Commuterline Bandung Raya berangkat dari Stasiun Padalarang menuju Cicalengka.
Keduanya lalu terlibat tabrakan di KM 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka dan menyebabkan bagian depan kereta mengalami rusak berat. Akibat kecelakaan itu pula, ratusan penumpang harus dievakuasi dan puluhan jadwal perjalanan kereta lainnya terdampak.
Tragedi kecelakaan kereta ini menambah daftar kelam sejumlah kecelakaan kereta api yang pernah terjadi di Indonesia
1. Kecelakaan Kereta Api Padang Panjang, 25 Desember 1944
Tragedi kecelakaan kereta api Padang Panjang, Sumatera Barat merupakan kecelakaan kereta api pertama dan terburuk dalam sejarah di Indonesia. Saking parahnya, bahkan pada area kecelakaan berdiri sebuah tugu yang dibangun sebagai monumen pengingat akan kecelakaan itu.
Melansir dari situs Universitas Stekom, Kecelakaan ini pertama kali terjadi pada 25 Desember 1944. Dijelaskan kecelakaan ini terjadi dikarenakan kereta api yang melintas kehilangan rem di lembah Anai. Kecelakaan ini setidaknya menyebabkan 200 orang tewas dan 250 orang terluka.
Sayang tidak lama setelah insiden itu, peristiwa kedua terjadi kembali di lokasi yang sama terjadi pada tanggal 23 Maret 1945. Dikabarkan kecelakaan kereta ini terjadi lagi lantaran kereta api yang melintas kehilangan rem di lembah Anai.
2. Kecelakaan Kereta Api di Ratujaya, 20 September 1968
Kecelakaan kereta api di kawasan Ratujaya, Depok, Jawa Barat, ini terjadi pada 20 September 1968. Insiden ini menjadi kecelakaan KA terparah lainnya yang pernah terjadi di RI karena banyaknya korban jiwa saat itu.
Dalam situs Universitas Stekom, peristiwa terjadi saat KA 406 tujuan Bogor tiba di Stasiun Depok dari arah Jakarta. Saat itu kereta sempat ditahan karena Stasiun Citayam sedang bersiap menerima kedatangan KA 309 tujuan Jakarta dari arah Bojonggede.
Namun pada pukul 10.26 WIB, PPKA Stasiun Depok melihat secara sekilas bahwa indikator warna blok persinyalan arah Citayam berubah menjadi indikasi aman. Melihat hal itu, PPKA Stasiun Depok pun langsung memberangkatkan KA 406 tanpa memastikan lebih lanjut.
Naas di waktu yang bersamaan PPKA Stasiun Citayam juga memberangkatkan KA 309 tanpa memberi kabar terlebih dahulu ke PPKA Stasiun Depok sehingga kedua KA yang berlawanan arah ini kemudian bertemu di area desa Ratujaya, dan tabrakan pun tak dapat dihindarkan. Akibat sebanyak 116 orang meninggal dunia, 84 orang luka berat, dan 52 orang luka ringan.
Sayangnya kecelakaan serupa kembali terulang di jalur yang sama pada 1993. Dalam situs Universitas Krisnadwipayana dijelaskan kejadian ini mengakibatkan sebanyak 20 orang tewas dan 100 lainnya luka-luka.
3. Kecelakaan Kereta Api Bintaro, 19 Oktober 1987
Kecelakaan kereta api terburuk sepanjang sejarah di Indonesia lainnya adalah tabrakan KA Rangkas (KA 225) dan KA Merak (KA 220) di kawasan bintaro pada 19 Oktober 1987. Kecelakaan ini menewaskan ratusan korban jiwa hingga insiden itu banyak diingat sebagai Tragedi Bintaro 1987.
Melansir dari situs majalah sejarah Historia, kecelakaan ini terjadi pada Senin pagi sekitar pukul 7, saat KA 255 trayek Rangkasbitung-Jakarta Kota dipadati penumpang. Diperkirakan saat itu setidaknya ada 1.887 penumpang yang memadati dalam hingga atap gerbong kereta.
Sedangkan KA 220 jurusan Tanah Abang-Merak saat itu membawa setidaknya 478 penumpang. Tabrakan terjadi di kawasan Bintaro terjadi setelah KA 220 Patas Merak dengan KA 225 di Pondok Betung yang dari arah berlawanan melaju di satu rel yang sama.
4. Kecelakaan Kereta Api di Ketanggungan Barat, 25 Desember 2001
Pada 25 Desember 2001 bertepatan Hari Natal, sekitar pukul 04.33 WIB, Kereta api Empu Jaya dengan nomor perjalanan 146 menabrak Kereta api Gaya Baru Malam Selatan dengan nomor perjalanan 153 yang sedang menunggu bersilangan di jalur 3 emplasemen Stasiun Ketanggungan Barat, Brebes.
Melansir dari situs Universitas Stekom, tabrakan tersebut terjadi dikarenakan KA 146 melanggar sinyal masuk stasiun Ketanggungan Barat yang beraspek merah (tanda bahwa kereta harus berhenti). Peristiwa ini mengakibatkan 31 orang tewas dan 53 lainnya luka berat termasuk masinis dari KA 146.
5. Kecelakaan Kereta Api di Stasiun Gubug, 15 April 2006
Kecelakaan KA terparah lainnya terjadi pada 15 April 2036 di Stasiun Gubug, Grobogan, Jawa Tengah. Melansir dari pemberitaan Antara insiden ini melibatkan KA Kertajaya dan KA Sembrani jurusan Jakarta-Surabaya sekitar pukul 02.15 WIB.
Kecelakaan itu terjadi ketika KA Kertajaya akan didahului oleh KA Gumarang dan KA Sembrani di Stasiun Gubug masuk ke jalur satu (belok) untuk menunggu dua KA tersebut. KA Gumarang yang datang lebih awal, langsung melintasi jalur dua (lurus) dan tak lama berselang menyusul KA Sembrani.
KA ini berjalan langsung di jalur dua, karena semua alat pengamanan sudah disiapkan sinyal masuk, dan keluar sudah ditarik aman. Sewaktu KA Sembrani memasuki emplasemen Stasiun Gubug, tiba-tiba KA Kertajaya bergerak menuju tanpa perintah. Karena KA Sembrani berkecepatan normal sesuai yang diizinkan, saat itu tidak mungkin untuk berhenti mendadak sehingga menabrak sebagian rangkaian KA Kertajaya dari arah samping kanan belakang.
Akibat kejadian tersebut lok KA Sembrani terguling ke kanan masuk sawah, tiga rangkaian KA Sembrani anjlok dan miring dua gerbong anjlok. Insiden ini mengakibatkan 13 tewas dan 26 penumpang lainnya luka-luka.
6. Kecelakaan KRL di Bintaro, 9 Desember
Pada 9 Desember 2013, KRL jurusan Serpong-Tanah Abang menabrak truk tangki Pertamina yang membawa 24 ribu liter BBM premium. Kecelakaan ini terjadi karena truk tangki tersebut mogok di tengah rel.
Kecelakaan terjadi pada 11.15 WIB di pintu perlintasan nomor 57A Km. 16+974 Pondok Betung, Jakarta Selatan. Kecelakaan ini diduga disebabkan palang pintu tidak berfungsi dan truk mengabaikan sirine palang pintu.
Dalam catatan tabrakan antara KRL dan tangki minyak ini pun menyebabkan ledakan dan membakar seluruh bagian mobil tangki, bagian depan KRL. Sebanyak 7 orang meninggal dunia dan 81 orang luka-luka.
7. Kecelakaan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya, 5 Januari 2024
Terakhir yang baru terjadi adalah kecelakaan KA Turangga dan Kereta Lokal Bandung Raya. Tepatnya di Cicalengka, Bandung, pada lintas Cicalengka-Haurpugur KM 181+700 tanggal 5 Januari 2024 pukul 06.03 WIB.
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengatakan KA Turangga mengangkut 287 penumpang. Sementara Kereta Bandung Raya mengangkut 191 penumpang. Semuanya berhasil dievakuasi dan para korban luka langsung dilarikan ke rumah sakit.
Itulah 7 kecelakaan kereta api terparah yang pernah terjadi di Indonesia.