BERITA MILLENIAL – Perusahaan Teknologi Di tengah-tengah ingar-bingar Twitter, terpenting berkaitan PHK massal, beberapa perusahaan tehnologi yang lain di Amerika Serikat buat ini kesempatan buat menggandeng bekas pekerja Twitter bekerja di dalam tempat mereka.
Merilis The Guardians, Kamis (24/11), beberapa perusahaan nampaknya masih berusaha untuk menarik beberapa kecakapan mempunyai pengalaman dengan model menilai ketetapan CEO baru Twitter Elon Musk yang dianggap persoalantik.
Perusahaan Teknologi AS
Misalkan, Chief People Officer HubSpot Katie Burke yang menyikapi laporan jika Musk sudah menyingkirkan satu kelompok pekerja yang mengkritiknya di aliran intern perusahaan. Dia mengucapkan jika kritikan yakni sisi dari tugas orang pimpinan.
“Pimpinan bagus mengaku dialog serta ketidaksamaan arahan membikin Anda lebih bagus serta sebagai sisi proses dari. Kalau Anda mendambakan tempat di mana Anda dapat tak sepakat (tentu secara baik serta terang) dengan beberapa orang, HubSpot buka lowongan,” tuliskan Burke dalam posting LinkedIn yang mendapatkan lebih pada 35 ribu reaksi positif sampai Senin malam.
Tidak hanya itu, CEO startup program penerimaan CoderPad Amanda Richardson sampai mengeluarkan surat terbuka buat pemakai Twitter. Mengambil larangan awal mula Musk untuk bekerja dari jauh, Richardson mengatakan pemerolehan Musk sebagai atraksi jelek yang paling bikin frustrasi, ketekan, dan turunkan motivasi.
Perusahaan Teknologi Incar Mantan Karyawan Twitter
Perusahaan Teknologi “Di CoderPad, kami meyakini ketrampilan Anda memperlihatkan segala hal. Bukanlah di tempat Anda duduk. Tak kalau Anda tidur di dalam tempat kerja. Tidak bekerja tujuh hari 1 minggu sepanjang 18 jam satu hari,” tulisnya.
Michael Weening, CEO perusahaan cloud serta program Calix, melukiskan keadaan Twitter sebagai problem serta janji terhadap pegawai baru kalau mereka akan nikmati budaya perusahaan yang lebih bagus dalam posting sama di LinkedIn.
Perusahaan Teknologi”Dari pemikiran kami, ini ialah kesempatan besar, karena beberapa orang yang awalnya tak mau berkata dengan kami, pada akhirnya sedih serta memandang,” kata Weening pada Reuters. “Toxic culture perusahaan membikin orang berujar, ‘Tidak lagi’.”
Walau perusahaan technologi besar AS yang lain termaksud Meta serta Amazon pun sudah menghentikan beberapa ribu staff dalam sejumlah pekan terakhir lantaran lingkungan ekonomi yang tidak tentu, arahan selalu lebih menyoroti terhadap Musk.
Saat itu, sebuah laporan dari firma analitis pasar Gartner mendapati jika tingkat perpindahan yang tinggi serta serentetan usaha digitalisasi di seluruhnya usaha serta pemerintahan udah membikin pasar “hiperkompetitif” untuk bakat tehnis.
PHK massal serta pemunduran diri masyarakat di Twitter ini lantas sudah memacu kegelisahan jika perusahaan itu bisa jadi mencoret staff penting.