BERITA MILLENIAL – Unlock IMEI Semenjak 15 September 2020, pemerintahan sudah menetapkan penataan pengontrolan International Mobile Equipment Identity (IMEI) untuk menghimpit pemakaian telpon seluler ilegal di Indonesia. Tetapi, beberapa waktu terakhir ini ramai banyak muncul jasa unlock IMEI di banyak e-commerce, yang dianggap udah menimbulkan kerugian negara dan warga.
Peredaran telpon seluler ilegal itu disebut bakal berpengaruh kepada rugi customer dari kualitas pelayanan operator selular yang dikuasai oleh feature yang tak memiliki kualitas dan kemampuan rugi negara capai Rp2 sampai Rp5 triliun. Beberapa pemerhati memandang diperlakukannya Pengontrolan IMEI ini dapat mempunyai potensi menaikkan penerimaan negara lebih kurang senilai Rp2,8 Triliun /tahun dari peredaran telpon seluler ilegal
Marak Jasa Unlock IMEI
Kuat Prasetya dari Warga Telematika Indonesia (MASTEL) berkata, Pengaturan IMEI sangatlah efisien buat menangkal peredaran smartphone ilegal. Namun menurutunya, memerlukan penegakan hukum yang riil kepada banyak aktor penyusupan smartphone ilegal dan penyidikan secara berani kepada aktor Unlock IMEI. Aktor Unlock IMEI menurutunya termasuk juga dalam perbuatan ilegal.
“Tapi, belumlah ada dasar hukum yang dapat atur layanan unlock IMEI. PDP dan ITE barangkali dapat, tetapi belumlah ada dasar hukum yang rinci membicarakan IMEI,” kata Tabah dalam sebuah dialog bersama mass media di Selasa (29/11) di Jakarta.
Belum Ada Dasar Hukum Spesifik
Dan, buat eksekutor penjual mobile-phone ilegal atau Black Pasar (BM) sendiri, Tegar menjelaskan bisa masuk ke pidana serta denda kejahatan perdagangan barang selundupan yang dirapikan dalam UU Nomor 10 Tahun 1995 yang lalu mengenyam perombakan melalui UU Nomor 17 Tahun 2006 perihal Kepabeanan.
Menyorot hal semacam itu, Wakil Ketua ATSI Merza Fachys mengatakan kalau faksi operator menyuport semuanya realisasi Pengontrolan IMEI oleh semuanya ekosistem. Pembeli harus juga sadar tidak untuk beli mobile-phone ilegal. Dengan begitu, lanjut Merza, peredaran smartphone ilegal semakin lama dapat mati sendirinya.
“Mereka lagi mengusahakan cari sela, apabila tiada yang berkeinginan, karenanya pasarnya lantas tidak ada,” kuak Merza.